5.18.2013

Ketahuan Selingkuh, Babak Belur Dihajar

SAMARINDA. Seorang wanita muda yang bekerja di salah satu warung makan di kawasan Kelurahan Jawa, Kecamatan Sungai Kunjang, bernama Sr (18) babak belur. Kedua kelopak mata Sr terlihat menonjol keluar. Bahkan hidung dengan pipi dan mata Sr terlihat rata. Bukan hanya itu saja, hidung Sr juga terus-terusan mengeluarkan darah segar dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit, Selasa (14/5) sekitar pukul 23.00 Wita.

Sr dihajar teman prianya bernama Agus alias Parman (19). Parman nekat menghajar Sr karena terbakar api cemburu. Parman yang mengaku telah menikahi Sr secara siri emosi, karena mengetahui Sr menjalin hubungan asmara dengan pria lain selama beberapa bulan ditinggal pulang kampung ke Bandung.
“Saya emosi, soalnya istri saya (Sr, Red) selingkuh. Saya dapat kabar soal dia selingkuh dari teman. Selama ini saya pulang kampung ke Bandung. Ketika pulang diberi tahu kalau istri saya selingkuh. Makanya saya emosi,” kata Parman, di depan anggota Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Samarinda, yang mengamankannya.

Bahkan Parman menangkap basah ketika selingkuhan Sr menelpon. “Saat itu saya sempat bicara di telepon. Saya tanya siapa, pria yang bicara di telepon mengaku pacar istri saya. Saya kasih tahu kalau saya suaminya, telepon langsung ditutup,” beber Parman.

Berbeda dengan Parman, Sr mengelak kalau dia pernah dinikahi Parman. Sr mengaku dia hanya berpacaran saja. “Dia bukan suami saya. Dia cuma pacar saja. Kami berhubungan sudah hampir setahun. Kebetulan dia juga yang mengajak saya dari Bandung ke sini (Samarinda, Red) untuk mencari pekerjaan,” jelas Sr.
Keberatan dengan penganiayaan yang dialaminya, Sr memilih membuat laporan resmi ke polisi. Polisi langsung melakukan visum terhadap Sr, untuk keperluan penyelidikan dan penanganan kasus selanjutnya.
Penuturan Sr di depan polisi, kejadian berawal saat dia sedang ganti pakaian di kamar mes rumah makan tempatnya bekerja. Saat itulah tiba-tiba Parman masuk. Tanpa bicara panjang lebar, Parman langsung menghajarnya.

Sr dijadikan sansak hidup. Wajah Sr jadi sasaran pukulan tangan kosong Parman. Sr yang tidak berdaya hanya bisa menahan pukulan Parman sembari berteriak minta tolong. Beberapa karyawan rumah makan lain yang tinggal satu mes dengan Sr, tidak ada yang berani menolong atau melerai.

Parman terus memukul Sr sampai wanita berkulit putih itu terkapar dan wajahnya berdarah-darah. Aksi Parman terhenti saat sejumlah anggota Polresta Samarinda yang dapat laporan warga, tiba di lokasi kejadian.
Sr segera dievakuasi. Sementara Parman langsung diringkus dan dibawa ke kantor polisi.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Prapto S, melalui Kasat Reskrim Kompol Feby DP Hutagalung SIK yang dikonfirmasi Sapos mengatakan, pihaknya telah memproses laporan Sr.

“Untuk penyelidikan korban (Sr, Red) sudah kami visum dan minta keterangan awal. Nanti kalau kondisinya sudah membaik, akan kami periksa. Sedangkan pelaku (Parman, Red) kami periksa dan sementara kami amankan,” kata Feby singkat. (rin/upi)
http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/49278